Pengarang :
Selasih
Penerbit
: Balai Pustaka
Tahun Terbit : 1933
Tebal buku :
216 halaman ( 20 bab)
Rasmani
dan Masrul adalah dua orang sahabat karib. Persahabatan yang dimulai sejak
mereka masih duduk di sekolah dasar itu menimbulkan perasaan lain pada diri
Rasmani. Diam-diam ia mencintai pemuda yang begitu menyayangi dan
memanjakannya, yang menganggapnya sebagai seorang adik.
Ketika
Masrul pindah ke Painan untuk bekerja, Rasmani dengan berat hati melepaskannya.
Walaupun demikian, mereka berdua rutin berkirim surat. Tapi surat pertama yang
diterima Rasmani dari Masrul membuatnya tak percaya. Surat tersebut berisi
bahwa Masrul harus menikah dengan Aminah,anak mamaknya. Masrul tidak dapat
menolak, karena itu adalah kemauan dari ibunya. Rasmani pun menerima sikap Masrul
walaupun dengan menahan perasaan yang sakit.
Di
perantauan, Masrul mendapat tawaran dari Guru Kepalanya untuk menikahi anaknya,
Muslina. Karena segan, Masrul tidak dapat menolaknya. Keputusan Masrul membuat
kaum kerabatnya kecewa dan marah besar, begitu juga dengan Rasmani. Kehidupan
rumah tangga Masrul dan Muslina yang sudah membuahkan seorang anak ternyata
tidak berjalan serasi, sering terjadi percekcokan. Hal itu disebabkan tidak
dihargainya Masrul sebagai suami. Akibatnya, Masrul sering mabuk-mabukan dan
tidak pulang ke rumah. Akhirnya mereka bercerai.
Sementara
itu, Rasmani yang sudah berkeinginan tidak menikah,bertambah hancur hatinya. Ia
tidak bisa melawan rasa cintanya pada Masrul dan juga berat mengizinkan Masrul
menikah dengan Muslina. Hal ini ditambah dengan pernyataan surat Masrul yang
mengatakan bahwa hidupnya tidak beruntung dan sebenarnya ia mencintai Rasmani.
Api yang telah hampir padam, mulai kembali memperlihatkan cahanya, menyala
makin besar, makin besar.
Kenyataan
yang tidak diduga Rasmani dan keluarganya adalah ketika Masrul datang ke rumah
Rasmani,di Bukittinggi. Beberapa waktu kemudian Masrul ingin melamar Rasmani,
namun sebelumnya ia ingin mencari pekerjaan di Medan. Sampai beberapa bulan
Masrul belum mendapat pekerjaan dan ia tak pernah mengirim kabar kepada
Rasmani. Sekalinya ia mengirim surat, ia menyuruh Rasmani untuk tidak usah
menunggunya. Keputusan Masrul itu membuat Rasmani jatuh sakit.
Kedatangan
Dalipah,kakaknya membuat Rasmani hampir sembuh. Akan tetapi, datang surat dari
Masrul yang mengabarkan ia sudah mendapat pekerjaan dan akan segera menikahi
Rasmani. Kabar baik itu semakin mengejutkan Rasmani dan lebih merusak
jantungnya. Rasmani akhirnya meninggal tanpa disaksikan Masrul yang datang
terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar