Pengarang
: Adinegoro
Penerbit
: Balai Pustaka
Tema Cerita : Kisah
perkawinan dua adat dan suku yang berbeda, antara seorang pemuda Minangkabau
dengan perawan sunda.
Setelah
lulus dari sekolah kedokterannya, Nurdin disuruh oleh Orang tuanya untuk
kembali ke Padang ( Bukit Tinggi ). Dikarenakan orang tuanya sudah sangat rindu
untuk ingin bertemu. Di perjalanan, Nurdin berkenalan dengan seorang gadis
Priangan yang bernama Rukmini. Rupanya, ia hendak menjenguk ibunya di Bengkulu.
Rukmini adalah seorang guru sekolah rendah.
Sepulangnya
dari Padang, Nurdin bekerja di CBZ daerah Jakarta. Kurang dari setahun dia
bekerja di situ. Lalu, dia dipindah tugaskan ke Bukit Tinggi,. Sampai di Bukit
Tinggi, Nurdin oleh Ibunya hendak dikawainkan dengan gadis sedaerahnya atas
pilihan Ibunya. Namun, Nurdin menolak tawaran itu, sebab dia sudah terpaut dengan
Rukmini, gadis Priangan itu.
Rupanya,
tidak lama berselang. Dia bertemu lagi dengan Rukmini di Padang, yaitu ketika
Rukmini sedang berusaha mencari tempat pengajar pada sebuah sekolah partikelir
di Padang tersebut.
Di
suatu hari Nurdin pulang ke Bukit Tinggi. Dia bertemu lagi dengan Rukmini dalam
kereta api yang ditumpanginya. Pada waktu itu, Rukmini sedang menjenguk Ibunya
yang sedang sakit di Bukit Tinggi. Ibu Rukmini ternyata diobati oleh Nurdin,
sehingga hubungan kedua anak muda itu semakin dekat dan semakin akrab. Namun,
Ibu Nurdin tidak menyetujui hubungan Mereka. Setelah terjadi perselisihan paham
dan perdebatan yang panjang antara Nurdin dan Ibunya tentang masalah jodoh dan
kawin paksa serta poligami. Akhirnya, walaupun hanya dengan setengah hati
Ibunya Nurdin memperbolehkan mereka untuk menikah. Akan tetapi, walaupun Ibu
Nurdin telah merestui mereka dengan setengah hati itu, rupanya pernikahan
antara kedua anak muda itu gagal.
Kegagalan
itu disebabkan oleh masalah adat-istiadat tata cara lamar-melamar. Sebagai
orang minang, secara adat Ibu Nurdin ingin agar ppihak perempuan yang harus
meminang pihak pria. Sebaliknya, menurut Rukmini. Dimana menurut adadt sunda
yang melamar itu seharusnya pihak pria. Nah, disini letak kedua belah pihak
sama-sama ngotot mempertahankan adat istiadat masing-masing. Akibatnya karena
tidak ada kata sepakat, mamka mereka tidak jadi menikah pada waktu itu.
Akibat
kenyataan itu, kenyataan Rukmini yang tidak mau mengalah dan sekaligus dia
tidak begitu setuju Nurdin menikah dengan gadis luar masyarakat Minang. Maka,
ibu Nurdin selanjutnya mulai melaksanakan niatnya unntuk merenggangkan hubungan
antara Nurdin dengan Rukmini. Dia kemudian menyebar isu kepada keluarga
Rukmini, bahwa Nurdin akan segera nikah dengan gadis sedaerahnya atau gadis
Minang dalam waktu dekat.
Rupanya
ada seorang pria yang akan mengambil kesempatan dalam kesempitan ini, dia
bernama Harun. Harun secara terang-terangan langsung melamar Rukmini, sambil
membawa isu bahwa Nurdin akan segera menikah. Tidak hanya sebatas itu usaha
Harun, karena
besarnya
cinta Rukmini kepada Nurdin. Nurdin menjadi terharu setelah membaca buku harian
Rukmini tersebut. Hati dan pikirannya ternyata lamaran dan cintanya sama
Rukmini .Dia kemudian menyuruh Gapur, temannya agar mencuri foto Rukmini.
Maksud pencurian foto itu tidak lain agar Nurdin curiga dan cemburu. Caranya
dia pura-pura sakit. Foto Rukmini dia taaruh di meja kamarnya. Kemudian, dia
panggil Nurdin agar mengobatinya. Rupanya siasat Harun ini cukup sukses, sebab
sewaktu Nurdin mengobati Harun di kamarnya itu dia melihat foto Rukmini yang
terpampang dengan cantik di kamar Harun. Nurdin langsung cemburu dan curiga.
Dia curuiga kepada Rukmini, bahwa benar Rukmini telah berpaling darinya dan
mendapat pemuda baru yang bernama Harun itu. Hasilnya, Nurdin langsung
memutuskan tali kasihnya dengan Rukmini.
Putusnya
tali kasih Nurdin dengan Rukmini tidak hanya Harun yang senang, terlebih ibunya
Nurdin. Dia semakin sayang kepada Nurdin yang memang terlihat jelas sudah
renggang dengan Rukmini. Namun, kegembiraan ibu Nurdin ini tidak lama, sebab
tidak lama kemudian rupanya Nurdin jatuh sakit akibat kenyataan itu. Melihat
kenyataan itu, ibui Nurdin sangat menyesal telah berbuat demikian.
Penyesalannya itu, dia utarakan sendiri kepada Nurdin.
Sewaktu
Nurdin sakit, Nurdin minta agar Rukmini bersedia menengoknya dan sekaligus dia
hendak minta maaf atas kesalahan pada Rukmini. Rukmini memenuhi permintaan
Nurdin itu, dia langsung datang ke Padang menjenguk Nurdin. Dan pada saat itu,
Rukmini menyerahkan buku hariannya kepada Nurdin. Buku harian tersebut berisi
tentang bagaimana langsung terbuka, sebab ternyata Nurdin sembuh.Nurdin
langsung menikah dengan Rukmini. Akhirnya, jadilah mereka sebuah keluarga yang
bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar