Judul :
jalan tak ada ujung
Pengarang :
Mochtar Loebis
Angkatan :
1945 (angkatan sesudah perang)
Novel yang berjudul
jalan tak ada ujung ini menceritakan seorang guru bernama isa yang hiidup di
masa revolusi. Dalam kehidupannya dimsa itu ia mengalami bebrapa maslah yang
menjadikannya memiliki ketakutan berlebih. Bunyi senapan yang setiap hari ia
dengar membuatnya menjadi ketakutan dan berhalusinasi tinggi. Dalam
perakwinannya dengan fatimah dia juga memiliki penyakit impotensi dan
menyebabkan fatrimah dingin kepadanya. Akhirna fatimah memutuskan untuk
mengambil anak asuh saja yang bernama salim. Keputusan itu sebenarnya
hanya, tidak disetjui oleh guru isa,
namun apa dayalah keadaan guru isa yang sperti itu. Kehidupannya juga pas-pasan
hanya untuk makan saja harus hutang warung sana sini. Hal ini yang membuat guru
isa terpaksa mencuri buku-buku
disekolahnya unttuk dijual.
Awal peretemuannya
dengan hazil, seorang komponis yang handal bermain biola itu pergi ke rumah
guru isa. Karena saat itu guru isa ditunjuk sebagai kurir pengantar senjata
dari laskar rakyat yang berada di jakarta. Hal ini memang ketidak sukaan guru
isa,seperti peperangan yang mengandung perkelahian, karena ia adalah orang yang
damai. Dengan seringnya hazil kerumah isa, perselingkuhan antara hazil dan
fatimah pun terjadi. Hazil mengajaknya untuk mengambil senjata dan bom yang
disimpan di asam reges. Kemudia guru isa meminjam kendaraan pada tetangganya
yaitu Tuan Hamidy. Keesokan harinya abdullah (supir kendaraan) sudah menunggu
isa dan hazil. Dan mereka segera berangkat menuju kesana yang disana sudah ada
rakhmat.
Puncak kejadian pada
pengeboman didepan pintu bioskop oleh Guru Isa, Hazil, Rakhmat dan mereka
berhasil lolos dari serdadu-serdadu. Setelah pengeboman itu mereka tidak saling
kabar. Dalam keseharianyya itulah isa mengalami ketakutan hingga jath sakit, 3
hari setelah mendengar kabar berita bahwa salah sat pelaku pelemparan granat
tertangkap. Guru isa dtangkap oleh polisi dan didesak untuk memberi tahu keadaan
rakhmat. Melihat keadaan hazil yang susdah menangis kesakitan, menjadikan isa
menyadari bahwa tidak ada lagi sekarang yang ditakutkan olehnya, semua
kekhawatirannya telah sirna. Dan guru Isa pun bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar